vascript'/>
"..Amazing Grace..": Kut'rima Janji Allah dari Kaum Yehuda

Kamis, Juni 12, 2014

Setelah Ibadah 10 Malam, So What???

Kisah 1:8
Tetapi kamu akan menerima kuasa , kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. "

Pemirsa.... Tentunya suasana ibadah 10 malam dan pesta perayaan pentakosta masih
membekas dalam hati dan ingatan kita masing-masing hingga kini. Tentulah menjadi sukacita tersendiri bagi seluruh jemaat dan hamba Tuhan, baik ibadah 10 malam maupun pesta perayaan hari pentakosta. Selama ibadah 10 malam kita melihat bagaimana antusiasme jemaat, hamba Tuhan dan Pemuda yang berlipat kali ganda dibanding dengan ibadah-ibadah biasa. Itu berarti jemaat merasa bahwa ibadah 10 malam itu adalah event yang khusus nan spesial.  Tentu hal ini tidak salah.

Berikutnya seusai ibadah 10 malam kita tiba dipuncak perayaan hari raya pentakosta, yang dalam Perjanjian Baru sampai masa kini diperingati menjadi hari Pencurahan Roh Kudus. Sejauh yang saya tahu khususnya kalangan pentakosta, hari raya ini diperingati dengan meriah oleh seluruh sidang-sidang ditandai dengan makan bersama sehabis ibadah. Pada umumnya semua melakukan acara potong-memotong dengan daging Babi sebagai menu utama. Malam atau pagi sebelum ibadah perayaan tentulah sama-sama disibukkan dengan marhobas rame-rame (gotong royong) dengan sukacita dan meriah. Ada yang memasak, ada yang mempersiapkan bumbu, ada bagian potong memotong/eksekusi sang Babi dan maccam-maccam. Seluruhnya itu adalah bagian dari meriahnya dan sukacitanya seluruh umat Tuhan melakukan ibadah 10 malam dengan perayaan pentakosta sebagai puncaknya.

Namun demikian, selagi suasana pra perayaan pentakosta masih "hangat", mari kita kembali ke judul di atas: Setelah Ibadah 10 Malam, So What???

Pemirsa, sebelum kita menjawab pertanyaan ini kita mau melihat dulu beberapa fenomena yang kurang baik yang terjadi di kalangan umat pentakosta pasca ibadah 10 malam. Hal ini kiranya bisa menjadi bahan koreksi dan evaluasi demi perbaikan di masa berikutnya. Beberapa diantaranya sebagai berikut:

1.  Dampak Ibadah 10 Malam hilang tak berbekas di telan bumi.
Pemirsa, ngaku atau tidak, sering terjadi bahwa semangat umat Tuhan untuk dalam mengikuti ibadah 10 malam begitu bergelora dan rasanya rela meninggalkan apapun demi datang ibadah 10 malam. Sebelumnya dalam ibadah rutin banyak diantara jemaat yang biasanya cuek dan jarang, tetapi begitu tiba ibadah 10 malam (entah didorong oleh apa) tiba-tiba jadi rajin. Yang bikin sedikit jengkel adalah pasca ibadah 10 malam, semangat mereka kembali mellep alias hilang dan kembali seperti biasa; cuek dalam ibadah rutin/biasa. Kontras sekali dengan kejadian yang dialami para murid ketika mereka dibaptis Roh Kudus dalam Kisah 2

Ada juga cerita yang sedikit lucu. Kemarin saya cerita-cerita dengan salah seorang gembala sidang X bermarga Nainggolan. Katanya jemaat mereka bilang begini: Amang, biasanya setelah ibadah 10 malam, ada CUTI selama seminggu.  Artinya ibadah rutin ditiadakan  dulu karena baru kelelahan pasca ibadah 10 malam. Asli ngakak saya dengarnya, huakakakakakakaka.

Pemirsa, pasti ada yang salah dengan pemahaman jemaat Tuhan atas ibadah 10 malam. Ini harus jadi evaluasi kepada Hamba Tuhan demi perbaikan dimasa mendatang

2.  Ibadah 10 malam tidak merubah apapun.
Pemirsa, seseorang kalau dibaptis Roh Kudus tentulah dan pasti mengalami perubahan (radikal) dalam hidupnya. Tapi kalau baptisan roh kudus yang dibuat-buat ya memang tidak membawa perubahan. Yang sering kita perhatikan adalah begitu banyak orang yang menerima baptisan roh kudus dalam ibadah 10 malam, tetapi kalau boleh jujur tabiat-tabiat lama dan karakter serta sifat-sifat seseorang itu malah tidak sedikit pun berubah. Yang biasanya tukang telat, malam makin parah. Yang biasanya suka marbada, tetap saja tukang parbada. Ini menjadi pertanyaan penting juga, lalu apa dampaknya Baptisan Roh Kudus yang baru kita terima? Bukankah para murid dan rasul yang dulu mengalami baptisan roh justru langsung merubah total hidup mereka? Mengapa baptisan Roh Kudus yang sekarang seakan tidak punya pengaruh apa-apa lagi? Opss jangan-jangan aptisannya palsu...hehehe

Pemirsa, hal ini menyebabkan kita sering di ejek oleh gereja-gereja lain khususnya gereja suku dan aliran lutheran. Mungkin kita pun sering mendengar kalimat-kalimat sinis seperti ini: "Ahhh, segitu kuatnya ibu boru Sinaga itu berdoa dan dibaptis Roh Kudus, segitu juga kuatnya suaranya menggosip dan marbada" dan ejekan-ejekan yang lain. Jujur, kritik mereka itu sering ada benarnya, kita saja mungkin yang sungkan ngaku, hehe

3.  Munculnya baptisan Roh Kudus "palsu"
Pemirsa, saya teringat dengan cerita lucu dari teman berkaitan dengan ibadah 10 malam semasa masih dikampung dulu. Kawan ini bercerita sering berpura-pura berbahasa roh dan meniru-niru yang lain karena malu kalau dilihat hamba Tuhan tidak dapat bahasa roh. Bagaimana pula, Pendeta terus-terus mendesak dalam khotbahnya: Harus terima roh kudus, harus berbasaha roh, ini malam yang terakhir, minta terus.. begini..begitu..begono. Akhirnya daripada malu kepada jemaat yang lain dan kepada Hamba Tuhan, terpaksa si kawan ini berbahasa roh palsu dengan bilang Jises siskai...isiskai....dan seterunya dan pura-pura bergerak semangat sebagaimana biasanya orang dibaptis Roh Kudus, huakakaka.

Jangan-jangan ada diantara kita yang pernah begitu.........ho.ho.ho.ho..

4.  Pengkultusan karunia bahasa roh
Pemirsa, kita tentu saja tahu dengan jelas bahwa Paulus dalam 1 Korintus 12:7 dan selanjutnya memberitahu kita bahwa paling tidak minimal ada 10 karunia-karunia Roh Kudus. Mulai dari karunia hikmat, karunia pengetahuan, karunia iman, karunia melakukan mujizat dan lain-lain termasuk karunia bahsa roh. Lalu kalau mau jujur, mengapa kita kalangan pentakosta sepertinya hanya terfokus meminta karunia bahasa roh, sedangkan karunia yang lain seakan-akan kita abaikan?

Saya setuju dan terberkati dengan khotbah salah seorang hamba Tuhan di gereja kami pada malam yang ke-9. Beliau mengangkat ayat diatas sebagai bahan khotbah dengan dengan tegas beliau mengajarkan agar kita jangan hanya fokus mengejar karunia bahasa roh. Tetapim minta juga karunia-karunia yang lain, karena karunia-karunia ini adalah modal yang bagus bagi kebaikan pelayanan. Adalah sangat baik bila masing-masing jemaat memiliki karunia yang berbeda-beda dan hal ini akan saling melengkapi dalam pelayanan. Betapa bagusnya bila ada jemaat yang memiliki karunia bahasa roh, kemudian jemaat yang lain memiliki karunia bernubuat, yang lain lagi punya karunia melakukan mujizat dan seterusnya. Tentulah hal ini sangat bagus dan akan membuat pelayanan semakin baik karena antara umat Tuhan telah diperlengkapi dengan banyak ragam karunia.

Sayangnya, kalangan pentakosta kelihatannya hanya fokus pada karunia bahasa roh, dan abai dengan (kekayaan) karunia Roh Kudus yang lainnya. Adakah relevansinya dengan lambatnya kemajuan pelayanan kita? Mungkin saja...

Pemirsa... Kita lanjut menjawab judul di atas? So what next, pasca Pentakosta??

SEHARUSNYA pelaksanaan Ibadah 10 malam dan perayaan pentakosta harus memberi dampak yang jelas dalam kehidupan kita, sebagaimana terjadi kepada para murid ketika menerima baptisan Roh Kudus.  Apa yang terjadi setelah mereka menerimanya?:

1.  Hidup mereka berubah drastis
Para murid yang dulunya penakut berubah menjadi pemberani yang tidak takut kepada
siapa pun lagi. Baik kepada tentara romawi, kepada kaum farisi dan kepada para imam yang terus menerus membenci dan berusaha menangkap mereka. Kalau dulunya Petrus adalah penakut (dan sering reaktif tapi tidak bertanggung jawab), setelah dibaptis Roh Kudus dia siap mati dan mengorbankan nyawa demi injil. Inilah perubahan drastis yang mereka alami dan semestinya hal itu terjadi bagi umat pentakosta yang sudah menerima baptisan Roh Kudus. Baptisan Roh Kudus harus mengubah sikap, sifat dan karakter seseorang.

2.  Pelayanan disertai dengan mujizat-mujizat
Begitu mereka dibaptis Roh Kudus maka tanda-tanda heran dan mujzat menjadi hal yang setiap hari terjadi dalam pelayanan para murid. Hal ini sesuai dengan ayat di atas "KAMU AKAN MENERIMA KUASA" kalau Roh Kudus turun atas kamu. Benar saja, hampir setiap hari Petrus dan kawan-kawan melakukan mujizat dalam nama Tuhan Yesus setelah mereka dibaptis roh Kudus. Yang mati dibangkitkan, yang sakit disembuhkan, yang lumpuh berjalan, yang buta melihat, roh-roh iblis diusir dari manusia dan berbagai mujizat lainnya yang disaksikan oleh banyak orang pada waktu itu.

3.  Pencurahan Roh Kudus adalah proklamasi penginjilan
Menurut saya, tidak kebetulan kalau hari Pencurahan Roh Kudus yang dijanjikan Yesus kepada para murid terjadi pada saat perayaan hari Pentakosta. Menurut sejarahnya Perayaan Pentakosta adalah tradisi Yahudi yang mereka lakukan setiap tahun sebagai Hari Raya Penuain, yaitu pengucapan syukur kepada Tuhan atas panen yang mereka dapatkan. Jadi Pentakosta adalah perayaan penuaian. 

Maka bertepatan dengan perayaan pentakosta, disitulah Tuhan mencurahkan Roh Kudusnya kepada kepad apara murid di Jerusalem kira-kira 2000 tahun yang lalu. Dan itu menjadi PROKLAMASI dan DEKLARASI dimulainya penginjilan ke seluruh Jerusalem, Judea, Samaria dan sampai ke ujung bumi. Hal ini sejalan dengan ayat di atas : DAN KAMU AKAN MENJADI SAKSIKU dan seterurnya..

Pemirsa, jadi Perayaan Pentakosta adalah Deklarasi untuk PENUAIAN Jiwa-jiwa, Deklarasi Peninjilan, Deklarasi pencarian Jiwa-jiwa baru dan memenangkannya untuk Kristus. Pentakosta bukan sekedar supaya dapat karunia bahasa roh...

Tuhan Memberkati

(Ringkasan khotbah saya di Ibadah Perdana pasca Pentakosta, Rabu malam 11 Juni 2014 di rumah Bpk Gr G Pangaribuan)

Baca Juga

3 komentar:

  1. Lalu pak, kalau seandainya doa 10 malam hanya seperti rutinitas tahunan saja, gimana dong?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus diajarkan dengan benar apa tujuan dari ibadah 10 malam, apa yang harus dilakan setelah ibadah 10 malam.

      Hapus
  2. Tentu harus dikoreksi.

    BalasHapus

Silahkan berikan komentar.
(Pilih Profil Anonymos bila Anda tidak memiliki Blog)